SepeninggalRangga Lawe pada tahun 1295, atas permintaan Wiraraja sesuai dengan janji Sanggramawijaya, kerajaan Majapahit dibelah dua. Bagian timur, yang meliputi daerah Lumajang, diserahkan kepada Wiraraja. Demikianlah pada akhir abad ke-13 kerajaan Majapahit itu hanya meliputi daerah Kediri, Singasari, Jenggala (Surabaya) dan pulau Madura.
- Halo sobat, pada postingan kali ini kita akan membahas tentang Kerajaan Kediri. Kerajaan yang dahulu terletak di Jawa Timur ini pernah dipimpin oleh Raja Jayabaya. Nama Jayabaya sendiri mahsyur dengan kerajaan menjadi dua, kerajaan yang dipimpin oleh Airlangga sudah memiliki nama Panjalu yang ada di Daha, sehingga Kerajaan Janggala terlahir dari pecahan Panjalu, sedangkan Kahuripan merupakan nama kota lama yang ditinggalkan Airlangga lalu menjadi ibu kota Janggala. Awalnya, nama Panjalu lebih sering digunakan dibandingkan dengan Kediri atau Kadiri yang terbukti dari beberapa prasasti raja-raja Kediri. Nama Panjalu sendiri dikenal dengan Pu Chia Lung pada kronik Cina yakni Ling wai tai ta tahun 1178. Kediri atau Kadiri berasal dari kata Khadri yaitu bahasa Sansekerta dengan arti pohon mengkudu atau pohon Awal Berdirinya Kerajaan Kediri Pada awal Sejarah Kerajaan Kediri atau Panjalu sebenarnya tidak terlalu diketahui dan pada prasasti Turun Hyang II tahun 1044 yang dibuat Kerajaan Janggala hanya menceritakan tentang perang saudara dari kedua kerajaan peninggalan Airlangga tersebut. Sejarah dari Kerajaan Panjalu baru mulai terkuak saat Prasasti Sirah keting tahun 1104 atas nama Sri Jayawarsa ditemukan. Dari beberapa raja sebelum Sri Jayawarsa hanya Sri Samarawijaya saja yang sudah diketahui, sementara untuk urutan raja sedudah Sri Jayawarsa diketahui secara jelas lewat beberapa prasasti yang akhirnya ditemukan. Kerajaan Panjalu yang berada di bawah pemerintahan Sri Jayabhaya bisa menaklukan Kerajaan Janggala dengan semboyan yang ada pada Prasasti Ngantang tahun 1135 yakni Panjalu Jayati, atau Panjalu Menang. Pada masa pemerintahan Sri Jayabhaya tersebut, Kerajaan Panjalu memperoleh masa kejayaan dan wilayah kerajaan tersebut adalah seluruh Jawa dan juga beberapa buah pulau Nusantara dan juga mengalahkan pengaruh dari Kerajaan Sriwijaya di Sumatra. Bukti ini semakin diperkuat dengan kronik Cina yang berjudul Ling wai tai ta dari Chou Ku fei pada tahun 1178. Dalam prasasti tersebut dijelaskan jika menjadi negeri paling kaya selain Cina secara berurutan merupakan Arab, Jawa dan juga Sumatra dan pada saat itu yang berkuasa di Arab adalah Bani Abbasiyah, sementara di daerah Jawa merupakan Kerajaan Panjalu dan di Sumatra adalah Kerajaan Sriwijaya. Chou Ju Kua melukiskan jika di Jawa menganut 2 agama yang berbeda yakni Buddha serta Hindu dengan penduduk Jawa yang sangat berani serta emosional dan waktu senggangnya dipakai untuk mengadu binatang, sedangkan untuk mata uang terbuat dari campuran perak serta tembaga. Dalam buku Chu fan chi disebutkan jika Jawa merupakan maharaja yang memiliki wilayah jajahan Pacitan [Pai hua yuan], Medang [Ma tung], Tumapel, Malang [Ta pen], Dieng [Hi ning], Hujung Galuh yang sekrang menjadi Surabaya [Jung ya lu], Jenggi, Papua Barat [Tung ki], Papua [Huang ma chu], Sumba [Ta kang], Sorong, Papua Barat [Kulun], Tanjungpura Borneo [jung wu lo], Banggal di Sulawesi [Pingya i], Timor [Ti wu] dan juga Maluku [Wu nu ku]. Situs Tondowongso yang ditemukan pada awal 2007 dipercaya sebagai peninggalan Kerajaan Kediri yang dianggap bisa membantu mendapatkan lebih banyak informasi tentang Kerajaan kediri. B. Perkembangan Politik Kerajaan Kediri Mapanji Garasakan memiliki lama pemerintahan yang sebentar lalu digantikan oleh Raja Mapanji Alanjung tahun 1052 sampai 1059 M lalu diganti kembali dengan Sri Maharaja Amarotsaha. Pertempuran dari Jenggala dan Panjalu masih berlangsung sampai 60 tahun dan tidak ada berita pasti tentang 2 kerajaan tersebut sampai akhirnya muncul Raja Bameswara tahun 1116 sampai 1136 M dari Kediri. Pada masa tersebut, ibu kota Panjalu sudah dipindahkan dari Daha menuju Kediri sehingga lebih terkenal dengan sebutan Kerajaan kediri. Raja Bameswara mengenakan lencana berbentuk tengkorak bertaring pada bagian atas bulan sabit yang biasa disebut dengan Candrakapala. Sesudah Bameswara tutun tahta kemudian dilanjutkan Jayabaya yang kemudian berhasil mengalahkan Jenggala. Pada sistem pemerintahan Kerajaan Kediri, mengalami beberapa kali pergantian kekuasaan dan terdapat beberapa raja yang berkuasa saat itu. Sri Jayawarsa Digjaya Shastraprabhu. Jayawarsa yang merupakan raja pertama kerajaan kediri pada prasasti berangka tahun 1104 dan dinamakan sebagai titisan Wisnu. Kameshwara adalah raja kedua Kerajaan Kediri yang memiliki gelar Sri Maharajake Sirikan Shri Kameshhwara Sakalabhuwanatushtikarana Sarwaniwaryyawiryya Parakrama Digjayottunggadewa atau lebih dikenal dengan Kameshwara I tahun 1115 sampai 1130. Prabu Sarwaswera yang merupakan raja taat beribadah sert budaya, ia memegang teguh pada prinsip tat wam asi yang memiliki arti, Dikaulah itu, , dikaulah semua itu, semua makhluk adalah engkau. Tujuan hidup manusia menurut prabu Sarwaswera yang terakhir adalah mooksa, yaitu pemanunggalan jiwatma dengan paramatma. Jalan yang benar adalah sesuatu yang menuju kearah kesatuan, segala sesuatu yang menghalangi kesatuan adalah tidak benar.” Prabu Kroncharyadipa merupakan nama dengan arti benteng kebenaran, Prabu memang sangat adik terhadap masyarakat dan juga pemeluk agama yang taat dalam mengendalikan diri saat pemerintahannya yang selalu memegang prinsip sad kama murka, yakni enam macam musuh dalam diri manusia. Keenam itu adalah kroda marah, moha kebingungan, kama hawa nafsu,loba rakus,mada mabuk, masarya iri hati. Raja Raja Kerajaan Kediri Berikut ini adalah daftar nama dari raja raja yang pernah memerintah di Daha, ibu kota dari Kediri 1. Airlangga [Daha Masih Ibu Kota Utuh] Pendiri dari Kota Daha yang merupakan pindahan Kota Kahuripan dan saat turun tahta tahun 1042, kerajaan dibagi menjadi 2 dan Daha menjadi ibu kota Kerajaan wilayah Barat yakni Panjalu. Menurut Nagarakretagama, kerajaan yang dipimpin Airlangga sebelum dibagi menjadi dua memiliki nama Panjalu. 2. Sri Samarawijaya [Daha Menjadi Ibu Kota Panjalu] Sri Samarawijaya adalah salah satu putra Airlangga yang namanya ditemukan pada Prasasti Pamwatan tahun 1042. 3. Sri Jayawarsa Berdasarkan Prasasti Sirah Keting tahun 1104, namun tidak diketahui apa merupakan pengganti Sri Samarawijaya atau tidak. Dalam masa pemerintahannya, Jayawarsa memberikan hadiah untuk rakyat desa sebagai wujud penghargaan sebab rakyat sudah berjasa pada raja. Dalam prasasti tersebut terlihat jika Raja Jayawarsa memiliki perhatian besar pada rakyat dan ingin membuat rakyatnya sejahtera. 4. Sri Bameswara Berdasarkan Prasasti Padelegan I tahun 1117, Prasasti Panumbangan tahun 1120 dan juga Prasasti Tangkilan tahun 1130. Prasasti tersebut lebih membahas tentang masalah seputar keagamaan. 5. Sri Jayabhaya Raja terbesar Kerajaan Panjalu dari prasasti Ngantang tahun 1135, Prasasti Talan tahun 1136 serta Kakawin Bharatayuddha tahun 1157. Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Prabu Jayabhaya dan strateginya untuk membuat masyarakat makmur memang mengagumkan. Kerajaan yang beribu kota di Dahono Puro, di bawah kaki Gunung Kelud tersebut memiliki tanah yang subur sehingga berbagai tanaman bisa tumbuh dengan baik. Hasil pertanian serta perkebunan sangat berlimpah dan dibagian tengah kota membelah aliran Sungai Brantas yang sangat jernih dan menjadi tempat hidup banyak jenis ikan, sehingga makanan sumber protein bisa tercukupi. Dukungan spiritual dan juga material yang diberikan Prabu Jayabhaya juga banyak serta sifat merakyat dan tujuan yang jauh ke depan membuat Prabu Jayabhaya dikenal sepanjang masa. 6. Sri Aryeswara Berdasarkan Prasasti Angin tahun 1171. Sri Aryeswara adalah raja Kediri yang mempinpin pemerintahan sekitar tahun 1171 dan nama gelar abhiseknya adalah Sri Maharaja Rake Hino Sri Aryeswara Madhusudanawatara Arijamuka. Namun, tidak diketahui dengan pasti waktu Sri Aryeswara naik tahta dan peninggalan sejarahnya yakni prasasti Angin tanggal 23 Maret 1171. Lambang Kerajaan Kediri pada masa tersebut adalah Ganesha dan Sri Aryeswara juga tidak diketahui kapan masa pemerintahannya Sri Ganda Berdasarjan Prasasti Jaring tahun 1181. Pemakaian nama hewan pada pangkat seperti nama gajah, tikus dan kerbau dimana nama-nama itu memperlihatkan tinggi atau rendahnya pangkat orang dalam istana. 8. Sri Sarwaswera Bisa dilihat dari prasasti Padelegan II tahun 1159 serta Prasasti Kahyunan tahun 1161. Sri Sarwswera merupakan raja yang taat dalam beragama serta berbudaya dan memegang teguh prinsip “tat wam asi”, yang berarti “dikaulah itu, dikaulah semua itu, semua makhluk adalah engkau”. Prabu Sri Sarwaswera berpendapat jika tujuan hidup akhir manusia merupakan moksa yakni pemanunggalan jiwatma dengan paramatma dan jalan kebenaran merupakan suatu jalan untuk kesatuan sehingga yang menghalangi kesatuan adalah hal tidak baik. 9. Sri Kameswara Berdasarkan Prasasti Ceker tahun 1182 serta Kakawin Smaradahana. Pada masa pemerintahannya dari tahun 1182 sampai dengan 1185 Masehi, terjadi perkembangan pesat dalam sastra seperti Mpu Dharmaja yang membuat Kitab Smaradhana dan juga dikenal dengan beberapa cerita Panji seperti cerita Panji Sri Kertajaya Berdasarkan Prasasti Galunggung tahun 1194, Prasasti Kamulan tahun 1194, Prasasti Palah tahun 1197, Prasasti Wates Kulon tahun 1205, Negarakretagama serta Pararaton. Raja Kertajaya dikenal dengan nama Dandang Gendis dan pada masa pemerintahannya, Kerajaan mulai mengalami penurunan yang disebabkan karena Kertajaya mengurangi hak dari kaum Brahmana. Keadaan tersebut lalu ditentang kaum Brahmana dan kedudukan mereka semakin tidak aman lalu banyak dari mereka yang lari dan minta pertolongan pada Tumapel yang pada saat itu diperintah Ken Arok. Raja Kertajaya lalu menyiapkan pasukan untuk menyerang Tumapel, sedangkan Ken Arok memberikan dukungan untuk kaum Brahmana dalam melakukan serangan ke Kerajaan kediri dan kedua pasukan tersebut bertemu di dekat Ganter tahun 1222 Masehi. Berikut ini adalah nama raja-raja saat Daha ada di bawah Singasari, kerajaan Panjalu runtuh pada tahun 1222 kemudian menjadi bawahan Singasari dan nama raja-raja tersebut diketahui dari Prasasti Mula Malurung. 1. Mahisa Wunga Telang Putra dari Ken Arok 2. Guningbhaya Adik Mahisa Wunga Teleng 3. Tohjaya Kakak dari Guningbhaya 4. Kertanagara Cucu Mahisa Wunga Teleng [pihak ibu] dan menjadi raja Singasari 5. Jayakatwang Keturunan Kertajaya yang merupakan Bupati Gelang Gelang dimana pada tahun 1292 melakukan pemberontakan sehingga runtuh Kerajaan Singasari dan ia membangun Kerajaan Kediri namun tahun 1293 dikalahkan Raden Wijaya pendiri Kehidupan Perekonomian Kerajaan Kediri Kehidupan perekonomian pada masa Kerajaan Kediri memiliki usaha perdagangan, pertanian serta peternakan dan dikenal sebagai penghasil kapas, beras serta ulat sutra. Ini menyebabkan kehidupan ekonomi Kerajaan Kediri terbilang makmur dan bisa terlihat dari Kerajaan yang memberikan penghasilan tetap untuk pegawai berupa hasil bumi dan ini juga didapat dari keterangan Kitab Chi Fan Chi serta Kitab Ling Wai Tai Ta. D. Kehidupan Sosial Masyarakat Kerajaan kediri Kehidupan pada masa Kerajaan Kediri sangat baik dan juga sejahtera sehingga rakyat bisa hidup dengan tenang. Ini bisa terlihat dari rumah rakyat yang baik, rapi, bersih dan juga dilengkapi lantai ubin berwarna hijau dan kuning. Sedangkan penduduknya menggunakan kain sampai bawah lutut. Kehidupan masyarakat Kerajaan Kedirisangat damai dan tenang, sehingga seni kesusastraan berkembang lebih maju adalah seni sastra dan bisa dilihat dari begitu banyak sastra sampai sekarang. Beberapa sastra tersebut sudah diulas diatas dan masih banyak lagi kitab sastra lainnya seperti Kitab Lubdaka serta Wertasancaya dari Mpu Tan Akung, Kitan Kresnayana dari Mpu Triguna serta Kitab Sumanasantaka dari Mpu Monaguna dan sebagainya. Golongan Masyarakat Kerajaan KediriMasyarakat pada masa Kerajaan Kediri dibagi menjadi 3 kedudukan yakni 1. Golongan masyarakat pusat [kerajaan] Masyarakat yang ada dalam lingkungan raja serta beberapa kerabat dalam kelompok pelayan. 2. Golongan masyarakat thani [daerah] Golongan masyarakat yang terdiri dari petugas pemerintahan atau pejabat pada wilayah thani atau daerah. 3. Golongan masyarakat non pemerintah Golongan masyarakat yang tidak memiliki kedudukan serta hubungan dengan pemerintah atau masyarakat wiraswasta. Kerajaan Kediri juga mempunyai lebih dari 300 pejabat yang bertugas mengurus serta mencatat segala sesuatu penghasilan kerajaan. Selain itu juga ada 1000 pegawai rendahan yang memiliki tugas untuk mengurus benteng, parit kota, perbendaharaan Kerajaan serta gedung tempat persediaan makanan. Kerajaan Kediri sendiri terlahir dari pembagian Kerajaan Mataram yang dilakukan Raja Airlangga tahun 1000 sampai 1049 dan ini dilakukan supaya tidak terjadi perselisihan dari anak-anak selirnya. E. Karya Sastra Kerajaan Kediri Pada masa Sejarah Kerajaan Kediri, seni sastra lebih sering digunakan dan pada tahun 1157, Kakawin Bharatayuddha ditulis Mpu Sedah yang kemudian dilselesaikan oleh Mpu Panuluh. kitab ini memiliki sumber dari Mahabharata dengan isi kemenangan Pandawa atas Korawa yang dipakai sebagai khiasan kemenangan Sri Jayabhaya atas Janggala. Mpu Panuluh juga menulis Kalawin Hariwangsa serta Ghatotkachasraya dan ada juga pujangga pada jama pemerintahan Sri Kameswara yakni Mpu Dharmaja yang menulis Kakawin Smaradahana lalu di jaman pemerintahan Kertajaya juga ada seorang pujangga lagi yakni Mpu Monaguna yang menulis Sumanasantaka serta Mpu Triguna yang menulis Kresnayana.
Hajatan pilkada serentak yang diikuti 270 daerah telah selesai dilaksanakan. Kendati terlaksana dengan tertib, aman, dan damai, bukan berarti tidak menuai kontroversi. Bukan hanya karena digelar di tengah pandemi Covid-19, tapi juga karena calon yang terpilih dianggap sebagai bagian dari politik kekerabatan. Nagara Institute mencatat, sebanyak 124 calon kepala daerah memiliki Sejarah Kerajaan Kediri Kehidupan Politik, Sosial, Ekonomi dan Sastra Dalam persaingan antara Panjalu dan Kediri, ternyata Kediri yang unggul dan menjadi kerajaan yang besar kekuasaannya. Raja terbesar dari Kerajaan Kediri adalah Jayabaya 1135–1157. Jayabaya ingin mengembalikan kejayaan seperti masa Airlangga dan berhasil. Panjalu dan Jenggala dapat bersatu kembali. Lencana kerajaan memakai simbol Garuda Mukha simbol Airlangga. Pada masa pemerintahannya kesusastraan diperhatikan. Empu Sedah dan Empu Panuluh menggubah karya sastra kitab Bharatayudha yang menggambarkan peperangan antara Pandawa dan Kurawa yang untuk menggambarkan peperangan antara Jenggala dan Kediri. Empu Panuluh juga menggubah kakawin Hariwangsa dan Gatotkacasraya. Jayabaya juga terkenal sebagai pujangga yang ahli meramal kejadian masa depan, terutama yang akan menimpa tanah Jawa. Ramalannya terkenal dengan istilah “Jangka Jayabaya". Raja Kediri yang juga memperhatikan kesusastraan ialah Kameswara. Empu Tan Akung menulis kitab Wartasancaya dan Lubdaka, sedangkan Empu Dharmaja menulis kitab Smaradahana. Di dalam kiitab Smaradahana ini Kameswara dipuji-puji sebagai titisan Kamajaya, permaisurinya ialah Sri Kirana atau putri Candrakirana. Raja Kediri yang terakhir ialah Kertajaya yang pada tahun 1222 kekuasaannya dihancurkan oleh Ken Arok sehingga berakhirlah Kerajaan Kediri dan muncul Kerajaan Singasari. b. Kehidupan Sosial Ekonomi Kerajaan Kediri Pada masa Kejayaan Kediri, perhatian raja terhadap kehidupan sosial ekonomi rakyat juga besar. Hal ini dapat dibuktikan dengan karya-karya sastra saat itu, yang mencerminkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat saat itu. Di antaranya kitab Lubdaka yang berisi ajaran moral bahwa tinggi rendahnya martabat manusia tidak diukur berdasarkan asal dan kedudukan, melainkan berdasarkan kelakukannya. Berdasarkan kronik-kronik Cina maka kehidupan perekonomian rakyat Kediri dapat dikemukakan sebagai berikut. 1. Rakyat hidup dari pertanian, peternakan dan perdagangan. 2. Kediri banyak menghasilkan beras. 3. Barang-barang dagangan yang laku di pasaran saat itu antara lain emas, perak, gading dan kayu cendana. 4. Pajak rakyat berupa hasil bumi, seperti besar dan palawija. Adapun kehidupan sosialnya sebagai berikut. 1. Rakyat Kediri pada umumnya memiliki tempat tinggal yang baik, bersih, dan rapi. 2. Hukuman yang dilaksanakan ada dua macam, yakni hukuman denda berupa emas dan hukuman mati khususnya bagi pencuri dan perampok. c. Kehidupan Kebudayaan, Khususnya Sastra Kerajaan Kediri Di bidang kebudayaan, khususnya sastra, masa Kahuripan dan Kediri berkembang pesat, antara lain sebagai berikut. 1 Pada masa Dharmawangsa berhasil disadur kitab Mahabarata ke dalam bahasa Jawa Kuno yang disebut kitab Wirataparwa. Selain itu juga disusun kitab hukum yang bernama Siwasasana. 2 Di zaman Airlangga disusun kitab Arjuna Wiwaha karya Empu Kanwa. 3 Masa Jayabaya berhasil digubah kitab Bharatayudha oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh. Di samping itu, Empu Panuluh juga menulis kitab Hariwangsa dan Gatotkacasraya. 4 Masa Kameswara berhasil ditulis kitab Smaradhahana oleh Empu Dharmaja. Kitab Lubdaka dan Wertasancaya oleh Empu Tan Akung. Demikianlah materi Sejarah Kerajaan Kediri Kehidupan Politik, Sosial, Ekonomi dan Sastra, semoga bermanfaat KehidupanPolitik Dalam persaingan antara Panjalu dengan Kediri, ternyata Kediri yang unggul dan menjadi negara yang besar kekuasaannya. Raja terbesar dari Kerajaan Kediri adalah Jayabaya (1135-1157). Jayabaya ingin mengembalikan kejayaan seperti masa Airlangga dan ternyata ini dapat berhasil, Panjalu dan Jenggala dapat bersatu kembali.
Kehidupan politik pada bagian awal di Kerajaan Kediri ditandai dengan perang saudara antara Samarawijaya yang berkuasa di Panjalu dan Panji Garasakan yang berkuasa di Jenggala. Mereka tidak dapat hidup berdampingan. Pada tahun 1052 M terjadi peperangan perebutan kekuasaan di antara kedua belah pihak. Pada tahap pertama Panji Garasakan dapat mengalahkan Samarawijaya, sehingga Panji Garasakan berkuasa. Di Jenggala kemudian berkuasa raja-raja pengganti Panji Garasakan. Tahun 1059 M yang memerintah adalah Samarotsaha. Akan tetapi setelah itu tidak terdengar berita mengenal Kerajaan Panjalu dan Jenggala. Baru pada tahun 1104 M tampil Kerajaan Panjalu sebagai rajanya Jayawangsa. Kerajaan ini lebih dikenal dengan nama Kerajaan Kediri dengan ibu kotanya di Daha.
  1. Иቶωцեса ጶ ճεሱሴ
    1. Էτቤտиኹωղ ቼሂуչωհеቲጎ
    2. Νовс хиሾ
  2. Δестусо еլιπаձ
Artikeldan Makalah ihwal Kerajaan Singasari: Sejarah, Peninggalan, Raja, Prasasti, Perkembangan, Sistem Politik, Militer, Ketatanegaraan, Runtuhnya, Kemunduran - Singasari didirikan sekitar tahun 1222 M oleh Ken Arok.Ini berawal dari keberhasilan Ken Arok menggulingkan Akuwu Tumapel, Tunggul Ametung. Akuwu ini jabatan yang diperkirakan setara dengan lurah sekarang. 100% found this document useful 3 votes11K views5 pagesDescriptionSISTEM PEMERINTAHAN KEDIRICopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 3 votes11K views5 pagesSistem Pemerintahan Kerajaan KediriJump to Page You are on page 1of 5 You're Reading a Free Preview Page 4 is not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
KerajaanKediri . Ekonomi : peratnian dan berdagang, hasil taninya yang utama adalah beras, barang komoditas utamanya adalah gading, emas, dan cendana, pajak yang dihasilkan berupa hasil bumi. Telah mengenal sistem pertukaran dengan uang, emas atau perak. Sosial : kehidupan masyarakat di kediri telah berjalan dengan teratur, warganya
SejarahKerajaan Majapahit Pada Masa Jayanegara. Setelah Raja Kertarajasa mangkat pada tahun 1309, kedudukannya sebagai Raja Majapahit digantikan oleh putranya, Kalagemet. Setelah menjadi Raja Majapahit, Kalagemet bergelar Sri Jayanegara. Sebelumnya, Kalagemet sudah diangkat sebagai raja muda (kumararaja) ketika ayahnya masih hidup (1296).
KerajaanKediri (Sejarah Indonesia Kelas X SMA/SMK/MA) Kehidupan politik pada bagian awal di Kerajaan Kediri ditandai dengan perang saudara antara Samarawijaya yang berkuasa di Panjalu dan Panji Garasakan yang berkuasa di Jenggala. Mereka tidak dapat hidup berdampingan. Pada tahun 1052 M terjadi peperangan perebutan kekuasaan di antara kedua belah pihak.
Artikeldan Makalah wacana Kerajaan Kediri: Sejarah, Peninggalan, Raja, Prasasti, Perkembangan, Sistem Politik, Militer, Ketatanegaraan, Runtuhnya, Kemunduran - Sepeninggal Airlangga, Medang Kamulan dibagi dua.Kediri diperintah Samara Wijaya, Jenggala diperintah Panji Garasakan. Tidak banyak gosip mengenai pemerintahan Samarawijaya.
SejarahBerdirinya Kerajaan Kediri dan Sistem Pemerintahannya Oleh . Denmas Ulin. Thursday, January 28, 2021 BAB I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Jatuh bangun politik kerajaan Kediri memiliki yang tercantum dalam kondisi politik kerajaan Kediri akan dibahas se detail mungkin pada sub bab ini. Masa Politik Kerajaan Kediri yang digantungkan
.
  • n31z49giuy.pages.dev/10
  • n31z49giuy.pages.dev/305
  • n31z49giuy.pages.dev/454
  • n31z49giuy.pages.dev/379
  • n31z49giuy.pages.dev/19
  • n31z49giuy.pages.dev/132
  • n31z49giuy.pages.dev/343
  • n31z49giuy.pages.dev/297
  • sistem politik kerajaan kediri